Selasa, 16 Februari 2010

Karakteristik industri modern

-->
Industri modern baik industri manufaktur maupun industri jasa selalu memiliki karakteristik atau pemusatan dalam proses produksi pada satu jenis produk yang akan dihasilkan. Karakteristik ini lebih dikenal dengan sebutan spesialisasi. Beberapa produsen memusatkan diri pada pembuatan barang tunggal dan produsen lainnya membatasi produksi pada suatu garis dari produk yang saling berhubungan. Sebagai contoh pada industri manufaktur pembuatan sepeda motor, semua komponen yang ada di sepeda motor tersebut tidak diproduksi seluruhnya tetapi sebagian ada yang merupakan hasil produksi dari perusahaan lainnya sehingga setiap perusahaan komponen tersebut akan saling berhubungan dan akan saling memberikan informasi mengenai apa yang menjadi peluang pasar, disamping itu biaya produksi akan menjadi lebih kecil dan yang paling utama adalah terjaganya kualitas komponen.
Spesialisasi dapat diartikan pula sebagai pembagian pekerjaan, ini berlaku baik pada tingkat pekerja yang juga memiliki spesialisasi dalam hal ketrampilan latar belakang pendidikan.
Karakteristik yang juga dimiliki oleh industri modern adalah adanya mekanisasi. Mekanisasi ini muncul setelah adanya revolusi industri yang merubah tenaga manusia dengan menggunakan peralatan atau mesin-mesin dalam rangka mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik. Penggunaan mesin atau mekanisasi ini dapat ditemui dalam semua aspek kehidupan dan tidak hanya dalam dunia industri manufaktur. Perkembangan mekanisasi peralatan setiap waktunya mengalami kemajuan yang sangat pesat, apabila pada awal dicetuskannya ide mekanisasi hanya dititik beratkan pada penggantian tenaga manusia (ketrampilan tangan manusia) saat ini tengah mulai dicoba untuk memasukkan sejumlah kecerdasan buatan (intelligence) tertentu ke mesin. Dengan kecerdasan buatan ini mesin atau peralatan sudah mulai tidak menggunakan bantuan manusia secara keseluruhan, akan tetapi telah menerapkan sejumlah kecerdasan seperti pengendalian numerical (numerical control), otomatisasi (automation), keseragaman produk (variety) sehingga kualitas produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih terkendali.
Dengan kemajuan teknologi dalam bidang manufaktur tersebut mendorong manusia selalu meningkatkan kemampuan proses dengan penemuan-penemuan dalam hal rekayasa teknologi industry. Hal ini mendorong efisiensi dan keefektifan dalam penggunaan material sehingga tidak banyak produk cacat sehingga peningkatan kapasitas produksi dan meminimalkan penggunaan biaya dapat lebih terkendali.
Untuk dapat mengembangkan rekayasa teknologi industri manufaktur dan jasa manusia menerapkan metode ilmiah dalam menganalisa setiap permasalahan yang dapat timbul dari proses produksinya. Dengan menggunakan metode ilmiah manusia dapat mencari akar permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dari penerapan metode ilmiah dalam mencari akar permasalahan dan alternatif solusinya digunakan riset operasional sebagai alat bantu dengan memasukkan pendekatan model matematika atau rumusan model lainnya dalam rangka mencari pembuktian adanya hubungan sebab akibat. Riset operasional merupakan pendekatan obyektif secara kuantitatif terhadap permasalahan yang dihadapi.
Dengan riset operasional, setiap permasalahan yang ditemui dapat ditinjau dari semua aspek keilmuan sehingga hal ini membuat adanya kerjasama antar ilmuwan. Riset operasional yang sering ditemui dalam dunia industri manufaktur antara lain :
-->
· Penetapan kuantitas pembelian bahan baku yang paling diinginkan.
· Perencanaan jadwal produksi dengan penggunaan biaya yang lebih kecil (minimum).
· Penetapan kapasitas mesin dengan utilitas maksimum.
· Penentuan anggaran biaya atas perawatan prefentif atas fasilitas produksi.
· Meminimalkan waktu tunggu antara operasi
· Penetapan jadwal aliran bahan baku dengan meminimalkan biaya operasional.
· Meminimalkan biaya pemindahan bahan baku dan produk jadi dengan penetapan tata letak gudang penyimpanan.



REFERENSI :
1. Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S.Hulley., manajemen dan Organisasi Produksi, Penerbit Erlangga, Jakarta 1986.
2. H.A. Harding.,Manajemen Produksi, Penerbit Balai Aksara, Jakarta, 1984.
3. Hani handoko.T., Manajemen, BPFE., Edisi 2, Yogyakarta, 2000.
4. Noor Rizqon Arief, Manajemen Organisasi, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, UNISBA, 2004.

Pengelolaan Organisasi

Pengelolaan suatu perusahaan baik industri manufaktur maupun industri jasa pada masa sekarang memberikan peluang dan tantangan yang lebih besar bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Para pimpinan perusahaan dihadapkan pada arus masalah yang seakan-akan tidak akan pernah selesai untuk dicari alternatif pemecahannya. Masalah yang timbul dapat berupa krisis ekonomi, krisis energi, pajak yang tidak kecil, peraturan perundang-undangan, permodalan, ketidakpuasan karyawan, menurunnya produktivitas serta persaingan baik yang datang dari internal maupun dari eksternal.
Faktor-faktor yang dapat menjadi alternatif dari permasalahan yang sering dihadapi oleh industri manufaktur dan industri jasa dalam mencapai tujuannya adalah dengan menggunakan uang (money) yang dipergunakan untuk mempersatukan mesin (machine) dan bahan baku (material) sedemikian rupa sehingga manusia tersebut akan menggunakan metode (method) yang cocok untuk dapat menghasilkan produk-produk atau barang yang diinginkan oleh pasar (market) dimana dalam menghasilkan produk tersebut akan selalu terkait erat dengan lingkungan (environment) yang kesemua aktivitas ini akan dikoordinasikan atau dikelola (management).
a. Uang (money) menjadi hal yang paling utama karena posisi uang merupakan persyaratan utama walaupun bukan menjadi satu-satunya posisi yang mutlak dalam suatu industri manufaktur maupun industri jasa. Uang atau dalam istilah yang lebih halus sering juga disebut dengan modal diperlukan untuk menyediakan pabrik atau kantor dan peralatannya, untuk membeli bahan baku dan bahan tambah, untuk membayar upah karyawan hingga penjualan produk jadi atau jasa yang dihasilkan. Masalah uang dalam industri manufaktur maupun industri jasa modern biasanya berhubungan dengan bentuk kepemilikan baik perorangan maupun kelompok.
b. Mesin (machine) dengan arti yang lebih kompleks adalah semua fasilitas yang digunakan untuk dapat menghasilkan barang atau jasa, fasilitas ini dapat berupa gedung atau bangunan, perkakas, peralatan, maupun peralatan penunjang lainnya. Mesin-mesin membutuhkan uang atau modal yang kemudian akan menjadi asset tetap suatu perusahaan manufaktur dan jasa. Mesin tersebut akan dipergunakan secara terus menerus sejak awal pembelian sampai tidak dapat dipergunakan lagi. Dalam penggunaannya untuk menghasilkan barang atau jasa, mesin tersebut akan dapat menghasilkan sesuai harapan apabila dikelola dengan baik. Pengelolaan ini dapat berupa tindakan perawatan (maintenance) maupun penggunaan yang tidak melampaui kapasitas maksimum mesin tersebut.
c. Material (Material), merupakan barang yang menjadi bagian dari produk jadi yang ditawarkan untuk dijual atau yang dipergunakan dalam manufaktur. Beberapa material dapat berupa bahan baku yang diperoleh langsung dari sumber daya alam, material dapat juga berupa bahan setengah jadi yang merupakan hasil olahan dari produksi industry serta material yang merupakan bahan tambah dalam kegiatan produksi manufaktur. Material dapat menjadi salah satu permasalahan dalam industry manufaktur terkait dengan pembelian, penyimpanan, hasil samping berupa limbah dan lain.lain.
d. Manusia (Men), pengertian yang sering digunakan adalah orang-orang yang terlibat secara langsung pada industri manufaktur dan industri jasa. Hal ini disebabkan peranan manusia dalam kegiatan proses produksi yang sangat penting. Dengan tersedianya tenaga kerja yang produktif akan dapat mencapai target produksi yang diharapkan oleh perusahaan. Masalah yang dapat ditimbulkan dari faktor manusia adalah ketidakpuasan, motivasi, pengupahan, hubungan tenaga kerja dan lain-lain.
e. Metoda (Method) merupakan suatu panduan bagi mesin, manusia dan material untuk mencapai satu kesatuan dalam mencapai target operasional yang efektif dan efisien. Setiap bentuk usaha baik industri manufaktur maupun industri jasa akan selalu mencari cara yang paling baik dalam pelaksanaan operasional. Metoda ini akan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu urutan proses operasional sehingga setiap saat akan selalu dievaluasi untuk mengukur kemajuan yang diperoleh dengan penerapan suatu metoda kerja.
f. Lingkungan (Environment), saat ini lingkungan menjadi salah satu isu penting dalam pelaksanaan dan penerapan suatu metode kerja. Kesalahan dalam menerapkan metode kerja akan memberi dampak pada penggunaan energi secara berlebihan yang mengakibatkan pemborosan, penggunaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis mengakibatkan terjadinya sisa hasil produksi yang lebih besar sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan alam, produk yang dihasilkan harus dapat memberikan jaminan bahwa produk tersebut dapat diterima oleh lingkungan sesuai dengan daur hidupnya.
g. Pasar (Market), merupakan infrastruktur yang digunakan oleh industri manufaktur dan jasa untuk dapat memberikan kepastian bahwa produk yang telah dihasilkan dapat diterima dan pada akhirnya dapat memberikan keuntungan melalui penjualan produk tersebut. Pasar juga dapat menjadi tolok ukur bahwa produk yang dihasilkan merupakan keinginan dan kebutuhan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Dengan demikian setiap industri manufaktur yang berorientasi pada keuntungan (profit) akan selalu mencari peluang terjadinya pasar.
h. Pengelolaan (management), merupakan suatu konsep mengenai bagaimana menggabungkan dan member peran kesemua unsur-unsur dalam sumber daya untuk mencapai target atau sasaran perusahaan. Pengelolaan (management) berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dan hampir semua aspek kehidupan selalu berhubungan dengan pengelolaan (management). Kesalahan dalam pengelolaan suatu usaha dalam hal ini industri manufaktur maupun industri jasa akan menjauhkan dari target atau sasaran yang diharapkan pada saat perusahaan tersebut didirikan.

-->
REFERENSI :
1. Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S.Hulley., manajemen dan Organisasi Produksi, Penerbit Erlangga, Jakarta 1986.
2. H.A. Harding.,Manajemen Produksi, Penerbit Balai Aksara, Jakarta, 1984.
3. Hani handoko.T., Manajemen, BPFE., Edisi 2, Yogyakarta, 2000.
4. Noor Rizqon Arief, Manajemen Organisasi, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, UNISBA, 2004.

7 alat pengawasan mutu (seven tools) dalam Statistical Quality Control

a.        Flowchart Diagram yang menggambarkan urutan suatu proses, dipakai untuk menentukan bagian mana dari proses yang bisa dijadikan...