Kamis, 23 April 2015

Tips Keselamatan Menggunakan Listrik di Dalam Ruangan

Secara umum, masyarakat menggunakan energi listrik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan energi listrik ini memberikan manfaat positif yang tidak terhingga dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, penggunaan energi listrik juga dapat memberikan dampak negatif yang dapat mengarah kepada kecelakaan kecil maupun kematian. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari bahaya sengatan listrik dalam ruangan.

sumber: http://artikel.okeschool.com/


1. Menjaga Jarak
Salah satu cara untuk menggunakan listrik dengan aman adalah memahami cara kerja listrik. Listrik senantiasa mencari jalan untuk mengalir dan menemukan konduktor misalnya logam, air, tanah basah bahkan tubuh manusia. Sebagaimana diketahui bersama, tubuh manusia terdiri dari sekitar 70% air, sehingga apabila seseorang menyentuh peralatan rusak, maka listrik dapat mengarah atau mengalir pada manusia menuju tanah dan berpotensi menyebabkan terjadinya shock yang berbahaya hingga menyebabkan kematian.

2. Power Off
Pada gedung atau kantor senantiasa dilengkapi dengan saklar utama dan memiliki panel listrik. Breaker switch dapat digunakan saat kondisi darurat. apabila panel listrik tidak memiliki saklar utama, maka langkah yang dapat dilakukan adalah mematikan semua jaringan listrik yang ada. Kemudian, JANGAN merubah atau merekayasa meteran listrik karena dapat berpotensi menyebabkan ledakan atau kebakaran.

3. Periksa sistem jaringan kabel listrik

  • Apakah sekering dan saklar Anda sering putus?
  • Apakah setrika atau toaster Anda tidak panas sebagaimana mestinya?
  • Apakah gambar pada TV Anda sering bersemut?

Apakah Anda menggunakan terminal listrik karena stop contact di rumah Anda terbatas
Jika jawaban Anda adalah "Ya" pada setiap pertanyaan di atas, mintalah bantuan teknisi terpercaya untuk memperbaiki pengkabelan di rumah Anda.

4. Mencegah Shock akibat Listrik
Bila Anda menggunakan steker dengan tiga cabang, cabang ketiga adalah penghubung stop contact dengan"ground wire", yang biasanya terkoneksi dengan pipa air atau rod ground pada panel listrik. Alhasil, ketika terjadi arus pendek, listrik mengalir langsung ke tanah dan mengurangi risiko shock pada Anda. Jangan pernah menghilangkan cabang ketiga.

5. Uji Stop Contact Anda
Sebuah kesalahan terjadi ketika listrik mengalir di luar jalur seharusnya, yang diakibatkan kawat usang atau peralatan yang rusak. Apabila alat tersebut disentuh, maka Anda akan menjadi bagian dari rute aliran listrik yang memungkinkan Anda mengalami shock atau terbakar, kecuali Anda memiliki stop contact dengan sakelar GFCI.

  • Ground Fault Circuit Interrupters (GFCIs) bisa Anda temukan pada stop contact dan panel listrik. GFCI memantau arus aliran listrik ke- dan dari peralatan. Jika ada ketidakseimbangan dalam aliran, sakelar akan cepat memotong laju arus untuk mencegah cedera serius.
  • GFCI diperlukan di rumah-rumah baru, kamar mandi, garasi, dekat wastafel dan di luar rumah
  • GFCI diperlukan pada beberapa stop contact di basement.
  • GFCI dapat ditambahkan sementara pada sakelar adapter.
  • GFCI bisa juga ditambahkan oleh seorang teknisi listrik sebagai pengganti stop contact.

Jika stop contact Anda tidak memiliki sakelar GFCI dan tombol reset, periksa panel listrik utama Anda, Anda mungkin memiliki beberapa masalah pada aliran listrik Anda yang dilindungi circuit breaker.

Mari kita tetap waspada dan berperilaku aman dalam menggunakan listrik.


Sumber : Safety Sign Indonesia

Senin, 20 April 2015

Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan

Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 : 2004 merupakan suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat di bawah koordinasi Organisasi Standar Internasional (ISO : International Organization For Standardization). Sistem Manajemen Lingkungan atau Environment Management System (EMS) adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 1996)
Sistem manajemen lingkungan menurut Tibor dan Feldman merupakan “bagian dari sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan". Dengan kata lain, Sistem manajemen lingkungan adalah sistem manajemen yang berencana, menjadwalkan, menerapkan dan memantau kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Yang mendasari definisi ini adalah asumsi implisit korelasi positif antara kinerja lingkungan dan perusahaan (Tibor dan Feldman, 1996).

Pada prinsipnya, ISO 14001 mengandung syarat-syarat atau aturan komprehensif bagi suatu organisasi dalam pengembangan sistem pengelolaan dampak lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan prioritas para pelaku usaha (uang), sehingga upaya perbaikan performance yang dilakukan akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam implementasinya ISO 14001 bersifat tidak memaksa, tidak ada hukum yang mengikat yang mengharuskan dalam implementasinya. (ISO 14001, 2004).
Manajemen Lingkungan merupakan sistem pengelolaan yang dinamis, sehingga perlu adaptasi bila terjadi perusahaan di perusahaan yang mencakup sumber daya, proses dan kegiatan perusahaan. Diperlukan pula adaptasi bila terjadi perubahan di luar perusahaan, misalnya perubahan peraturan perundang-undangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi.
Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO 14001, yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari manajemen lingkungan adalah sebagai berikut
  • Perlindungan lingkungan. adalah manfaat yang paling penting karena dengan mengikuti persyaratan yang ada akan membantu pula dalam mematuhi regulasi dan sistem manajemen yang efektif
  • Keuntungan ekonomi dapat diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Keuntungan ini sebaiknya diidentifikasi agar dapat menunjukkan kepada pihak terkait, khususnya pemegang saham, nilai perusahaan yang memiliki manajemen lingkungan yang baik
  • Perbaikan lingkungan yang berkesinambungan mempunyai kesamaan konsep dengan manajemen lingkungan total. Hal tersebut menyajikan konsep bahwa sistem selalu bisa dikendalikan dan selalu ada cara yang lebih efektif dari segi biaya untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan lebih jauh selama ada indikator-indikator yang kreatif dalam perusahaan yang diperbolehkan menyatakan ide-ide mereka (Kuhre, 1996).

Pengertian Produk Bersih (Green Product)

Kasali (2005) memberikan definisi dari produk hijau (green product)  sebagai ilustrasi dari barang atau produk yang dihasilkan oleh produsen yang terkait dengan rasa aman dan tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi merusak lingkungan hidup. Di samping itu, produk bersih juga dikaitkan dengan penggunaan bahan baku yang senantiasa memperhatikan generasi mendatang, produk bersih juga bertujuan untuk mengurangi sampah (waste) baik dari prosesnya maupun dari daur hidup produk tersebut. Lebih jauh, Nugrahadi (2002) menyatakan bahwa produk bersih (green produk) selalu berorientasi pada lingkungan. 






Gambar: Sertifikasi Green Product
sumber: http://www.mnn.com/


Menurut Ottman (1998:89) menyatakan bahwa produk hijau secara prinsip dapat bertahan dalam periode waktu yang cukup  lama, tidak mengandung racun, terbuat dari bahan yang bersahabat dengan lingkungan dan dapat didaur ulang, atau dikemas secara sederhana (Simple) dan minimalis. Green product tersebut dibuat, disebarluaskan, dan digunakan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan seperti kerusakan dan pencemaran pada lingkungan.
Di sini akan mengenalkan pengertian dari green product yaitu barang – barang yang salah satu cirinya menggunakan material yang baik dengan ramah lingkungan serta tidak merusak sekeliling kita dan bisa untuk didaur ulang, dan proses pembuatan green product itu sendiri menggunakan manajemen pembuangan yang baik, dimana setiap kita memiliki tanggung jawab akan kebersihan lingkungan. Kita juga dapat mengelolah sampah yang dilakukan dengan  dasar tanggung jawab, dasar berkelanjutan, dasar manfaat, dasar keadilan, dasar kesadaran, dasar kebersamaan, dasar keselamatan, dasar keamanan dan dasar nilai ekonomi sehingga secara keseluruhan menggunakan green product yang berarti menggurangi emisi karbon dan turut membantu menggurangi dampak dari pemanasan global.
            Dalam dunia produksi memiliki kebijakan baru dalam memanfaatkan sumber daya disekitar semaksimal mungkin dan dapat membuang limbah seminimal dalam konsep green produk dapat disebut juga ekolabeling.
             Terdapat beberapa kendala dalam penerapan green product di Indonesia, seperti: 
  •       Minimnya kesadaran pada produsen
  •      Keraguan terhadap produk yang berlabel green product.
  •      Produk yang berlabel green product relatif  lebih mahal.


Pada beberapa negara maju telah mengaplikasikan regulasi lingkungan tentang green product. Produk bersih dalam proses produksi memiliki konsep yang sangat signifikan dalam negeri agar produk lokal dapat bersaing di luar negeri dimana pemasok, produsen, maupun konsumen dapat memahami konsep ini, karena mengingat sejak lama produsen - produsen dari negara maju sudah menerapkannya. Penerapan hal ini akan berpotensi memberikan dampak penambahan biaya anggaran bagi produsen,  akan tetapi di masa mendatang akan memberikan manfaat yang cukup signifikan pula.

7 alat pengawasan mutu (seven tools) dalam Statistical Quality Control

a.        Flowchart Diagram yang menggambarkan urutan suatu proses, dipakai untuk menentukan bagian mana dari proses yang bisa dijadikan...