Minggu, 07 Maret 2010

Reaktif Maintenance ( Breakdown Maintenance )

Breakdown Maintenance merupakan aktivitas maintenance (pemeliharaan) yang dilakukan sebagai reaksi atau tindakan segera yang menduduki prioritas utama untuk mengembalikan kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau keadaan normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang mengakibatkan peralatan tersebut berhenti beroperasi. Hal ini sebagian besar diakibatkan oleh minimnya perhatian yang diberikan terhadap kondisi operasi permesinan, peralatan atau sistem yang dijalankan. Selama ini aktivitas breakdown maintenance selalu difokuskan pada seberapa cepat mesin atau sistem dapat dikembalikan ke kondisi normal. sepanjang mesin atau peralatan dapat berfungsi meski pada level minimum yang diizinkan, maka pemeliharaan yang dijalankan dinilai efektif. Pendekatan manajemen maintenance (pemeliharaan) tersebut jelas tidaklah efektif selain juga akan menimbulkan biaya perawatan menjadi tinggi di kemudian hari. Dalam Breakdown maintenance terdapat dua faktor utama yang dapat memberikan kontribusi yang kuat yang dapat menyebabkan tingginya biaya perawatan antara lain :
(1) Tidak baiknya perencanaan atau belum adanya perencanaan
(2) Perbaikan yang kurang menyeluruh.
Keterbatasan yang pertama dari breakdown maintenance adalah menyangkut tidak baiknya perencanaan dimana hal tersebut seringkali juga dipaksakan oleh pihak manajemen produksi. Sebagai contoh, penggunaan tenaga kerja dan efektifitas sumber daya perawatan yang masih minim. Idealnya, biaya dari breakdown maintenance berkisar antara tiga sampai empat kali lebih besar dibanding dengan perbaikan yang sama apabila dilakukan melalui perencanaan yang matang.
Keterbatasan yang kedua adalah memusatkan perbaikan bukan pada akar penyebab terjadinya kegagalan fungsi dari suatu peralatan. Sebagai contoh, Suatu kerusakan pada bearing akan dapat menyebabkan suatu mesin menjadi kritis yang berdampak terhentinya proses produksi. Dalam breakdown maintenance, bearing tersebut harus diganti sesegera mungkin sehingga mesin akan kembali bekerja. Tidak ada upaya yang dilakukan untuk menemukan akar permasalahan dari kerusakan bearing atau bagaimana untuk menghindari terulang kembalinya kerusakan tersebut di masa yang akan datang. Sebagai hasilnya, keandalan mesin atau sistem tersebut akan menjadi berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

7 alat pengawasan mutu (seven tools) dalam Statistical Quality Control

a.        Flowchart Diagram yang menggambarkan urutan suatu proses, dipakai untuk menentukan bagian mana dari proses yang bisa dijadikan...